About Me

Foto saya
InDah... menyebut dirinya sebagai ^SUPER GIRl^^....super girl just 4 InDah.... yang pastinya cewe...dengan tampilan apa adanya...(Kata InDah sendiri seeehhh :P )

Jumat, 27 Maret 2009

akhirnya.....

Akhirnya euy.....tak disangka tak diduga...

Tak lupa indah ucapkan bwt semua fren2 terbaik yg udah dukung indah dari awal hingga akhir...:)

Yang paling pertama...bwt Allah SWT yang punya rahasia terbaik bwt indah^_^
Bwt my Family...yg sekarang semakin dekat,abah yg lucu ngebaca tu tulisan mpe nganterin nguber2 klotok...bwt ibu yang tau hasilnya aja akhirnya Indah bisa tertawa...hehehhe

Selanjutnya...
- bwt Nilla yg sedia n setia nganterin indah around2 BJM hunting2 yg ngga' jelas...hingga nyangkut di Sabilal sambil ngakak motoin diri indah yang lagi narsis...(jgn takut dgn kenarsisan kyu yah:) )

- bwt bro yahdi...yg nolongin macem2nya,ngajarin yg indah masih bengong..

-bwt yank abin...yang sedia digangguin waktu siarannya...(ntar indah gangguin lagi deh)

-bwt k rima chay... yang dah ngasih masukkan terakhirnya n kambojanya..^_^

-bwt bu bet 4 camerana..(ntar pinjem lagi yah....hehehe)

-bwt rozay n uzay yg rela di gangguin OL nya....(santae j muhanya coy ae... :P)

pokoknya...bwt semua2nya deh...tanpa kalian belum tentu indah bisa sesenang ini sekarang...bukan awal yg buruk ternya....

semangat yang membuat semuanya lebih indah...meskipun sakit masaih terasa,,iseng tetep jalan euy...hehehhe...

tulisan tanpa keinginan, hanya iseng2 berhadiah, meskipun ada setitik harapan....saat ngantuk menyimak temen2 presentasi, menghilangkan snut2 kepala yang penuh dengan kata2...

akhir kata...tetep...salah satu hal terindah selama 24 tahun...pertama dan berusaha untuk terus berkarya...SEMANGAT!!!!

Rabu, 11 Maret 2009

Aruh Blogger

Pasarku Sayang, Jalanku Malang

Sebagai ibukota Kalimantan Selatan, Banjarmasin merupakan kota besar yang aktivitas masyarakatnya begitu beragam, diantaranya adalah berdagang. Banjarmasin juga salah satu kota yang merupakan jalur serta pusat perdagangan antar daerah di Kalimantan Selatan. Hingga tak salah jika Banjarmasin memiliki banyak pasar sebagai tempat transaksi perdagangan. Salah satu pasar yang ada di Banjarmasin dengan nama yang unik yaitu Pasar Tungging. Bagi yang tinggal di kota Banjarmasin siapa yang tidak kenal dengan Pasar Tungging? Semua masyarakat Kota Banjarmasin khususnya, pasti tahu dan pernah ke Pasar Tungging. Meskipun hanya sekedar lewat, melihat-lihat atau istilah kerennya adalah cuci mata, ataupun juga berbelanja di sana. Pasar Tungging, nama yang unik untuk sebuah nama pasar. Entah darimana asalnya, siapa yang memberi nama seperti itu hingga melekat sampai sekarang. Mungkin karena dulunya Pasar Tungging adalah pasar pakaian bekas import atau istilah gaulnya adalah pakaian ex-import, dimana para pedagang hanya bermodalkan alas plastik sebagai tempat untuk menggelar atau memajang dagangannya di pinggir jalan Belitung, yang awal mulanya hanya beberapa pedagang saja hingga menjadi banyak yang latah dan menjamur sebagai pedagang karena melihat pangsa pasar yang bagus. Sedangkan si pembeli dapat dengan asiknya memilih-milih barang yang diinginkannya dengan berjongkok atau pun nungging. Ya, mungkin itulah awalnya untuk sebutan Pasar Tungging.

Seiring berjalannya waktu, Pasar Tungging yang dulunya hanya terdiri dari pedagang pakaian ex-import semakin berkembang menjadi pasar malam biasa atau mungkin bisa kita sebut sebagai ”Malioboro Banjarmasin” karena aktivitas perdagangan hanya berlangsung mulai dari sore hingga malam hari. Pasar Tungging sekarang lebih didominasi para pedagang kebutuhan sandang dan pangan biasa, sedangkan para pedagang pakaian ex-import telah mulai tergeser dan hanya dapat dihitung sebelah jari keberadaannya. Justru pedagang sandang dan pangan biasalah yang lebih marak, mulai dari pedagang baju, tas, sepatu, dan kebutuhan sandang serta pangan lainnya.

Sekarang Pasar Tungging menjadi problematika tersendiri untuk wilayah Kota Banjarmasin. Problematika antara pemerintah kota, masyarakat sekitar Pasar Tungging dan para pedagang yang hingga sekarang belum ditemukan solusi yang tepat untuk penyelesaiannya. Mediasi yang telah dilaksanakan antara pemerintah kota, masyakarakat sekitar Pasar Tungging dan para pedagang belum membuahkan hasil yang maksimal sampai saat ini. Bagi pemerintah kota, Pasar Tungging menjadi masalah antara lain dalam hal tata ruang kota yang menjadi tidak teratur,dan tidak adanya pemasukkan untuk PAD (Pendapatan Asli Daerah) seperti retribusi parkir yang hingga kini masih ilegal. Sedangkan untuk masyarakat sekitar, Pasar Tungging menjadi masalah dalam hal kebersihan, keamanan dan ketertiban lingkungan. Namun untuk para pedagang, Pasar Tungging merupakan tempat mata pencaharian untuk kebutuhan hidup mereka. Hasil mediasi yang ditempuh dengan akan merelokasikan Pasar Tungging belum juga tampak direalisasikan. Hal ini terkendala dengan tempat relokasi yang mungkin menurut pedagang kurang strategis sehingga para pedagang enggan untuk direlokasikan karena menurut mereka tempat yang kurang strategis akan berpengaruh dengan menurunnya pendapatan yang mereka peroleh di tempat yang baru.

Pepatah sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit tampak pada problematika Pasar Tungging. Pasar Tungging yang dulunya hanyalah sebuah pasar dadakan, saat ini mendadak menjadi permasalahan. Dulunya dianggap hal sepele, sekarang menjadi masalah yang bertele-tele. Pasar Tungging yang berada di sisi jalan bahkan hingga memakan badan jalan menjadi masalah yang rumit dan serius. Banyak sisi negatif yang diperoleh tak sebanding dengan sisi positif yang dihasilkan. Mungkin bisa kita katakan sekarang untuk Pasar tungging adalah ”Pasarku Sayang, Jalanku Malang”. Mengapa? Sebab Pasar Tungging masih menjadi salah satu kebutuhan sebagian masyarakat sebagai konsumennya, dan pendapatan penghasilan untuk para pedagangnya, sehingga masih disayang. Namun berbanding terbalik dengan pengguna jalan yang merupakan masyarakat juga, dimana menjadi terganggu dengan tidak dapat menikmati fungsi jalan sebagaimana mestinya, yang ada sekarang jalan wilayah Pasar Tungging menjadi macet, pengguna jalan terhambat, jadi alangkah malangnya nasib ”si jalan” yang seharusnya memudahkan transportasi justru menjadi sulit dengan adanya Pasar Tungging. Selain itu bagi pemerintah kota, Pasar Tungging menjadi pemandangan yang tak mengenakan mata karena tata ruang kota terlihat menjadi kumuh dan tak teratur.

Saatnya lah sekarang kita sebagai masyarakat Kota Banjarmasin yang mencintai dan menyayangi kota kita, memulai untuk berfikir dan ikut serta memberikan kontribusi solusi sebagai jalan keluar terbaik untuk problematika Pasar Tungging. Apakah yang dapat kita lakukan??untuk membantu pemerintah kota, masyarakat sekitar Pasar Tungging dan para pedagang. Solusi apa yang dapat kita berikan?? Bukan hanya tugas untuk pemerintah kota tapi juga kita sebagai warganya. Yang terbaik adalah solusi tanpa ada yang dirugikan, agar Pasar Tungging tidak dikatakan menjadi ”Pasarku Sayang, Jalanku Malang”.

Masalah dapat teratasi dengan berusaha mengelola lahan kosong yang telah ada, seperti areal lapangan kamboja. Dengan penerapan konsep ”Clean and Green”, pemerintah kota, masyarakat sekitar Pasar Tungging dan para pedagang dapat melakukan mediasi kembali dengan tujuan merencanakan relokasi Pasar Tungging ketempat yang lebih baik dan tidak ada pihak yang merasa dirugikan satu sama lain. Areal lapangan kamboja dapat menjadi tempat relokasi yang memadai, dimana di sana dapat direncanakan Pasar Tungging yang lebih tertata dan disatukan dengan ruang terbuka hijau yang merupakan salah satu rencana proyek pemerintah Kota Banjarmasin. Tempat pedagang Pasar Tungging dapat dibuat sedemikian rupa menggambarkan bangunan budaya banjar tanpa meninggalkan kesan modern yang diperuntukkan pemerintah kota bagi para pedagang secara gratis. Pedagang hanya membayar retribusi pasar sebagai bentuk pemeliharaan selanjutnya yang dibayar tiap hari kepada petugas resmi pemerintah kota dengan nominal uang yang tidak seberapa besar jumlahnya serta tidak memberatkan para pedagang. Parkir yang ditata rapi, terkelola dan legal. Ditambah dengan taman di ruang terbuka hijau di tengah kota. Bukankah akan tampak lebih indah dan menarik?? Tidak menutup kemungkinan Pasar Tungging yang baru akan menjadi pusat belanja, budaya dan hiburan di tengah kota. Hal ini tidak hanya menguntungkan bagi para pedagang yang tetap akan mendapatkan pendapatan penghasilan sesuai dengan mereka inginkan, masyarakat sekitar Pasar Tungging lama akan merasa tenang dan senang, namun juga menguntungkan bagi pemerintah kota karena The New Pasar Tungging akan memberikan masukan untuk PAD (Pendapatan Asli Daerah) bagi Kota Banjarmasin. Kita sebagai warga masyarakat Kota Banjarmasin yang baik, wajib turut serta untuk menjaga kebersihan dan memelihara penghijauan yang ada. Konsep ”Clean and Green” pun akan dapat diwujudkan. Semoga bukan hanya menjadi wacana, namun akan menjadi realita untuk kota kita tercinta.